Talenta 56 | Inspirasi Tanpa Batas

Senin, 31 Januari 2011

Jika Presiden Mubarak tersingkir

Presiden Mubarak dan Wapres Omar Suleiman yang baru diangkatnya
Rangkaian peristiwa pekan akan memiliki dampak besar bagi Timur Tengah selama bertahun-tahun mendatang. Peranan Mesir di kawasan ini akan berubah.
Presiden Mubarak menjadi pilar penting persekutuan antara kekuatan Barat dan para pemimpim otoriter Arab dan tanpa dia, persekutuan itu mungkin tak bisa bertahan.
Dia merupakan satu-satunya pemimpin Arab yang dipercaya Israel. Ketakutan terbesar adalah bahwa tanpa dia, maka perdamaian dengan Mesir yang sedang beku sekarang kemungkinan terancam.
Presiden Mubarak merupakan orang yang diperlukan Barat di Timur Tengah selama 30 tahun.
Itulah sebabnya mengapa Mesir terus menerima bantuan besar dari Amerika serta dukungan politik dari Inggris dan negara-negara Eropa, meskipun catatan HAM-nya sangat buruk, pemilihan umum yang curang, penindasan semua organisasi politik oposisi dan korupsi yang merajalela.
Inilah antara lain alasan mengapa puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan.

Masalah suksesi

Para sekutu Mubarak sudah menyiapkan rencana untuk menghadapi kemungkinan yang akan terjadi, karena dia berusia 82 tahun.
Tetapi bagi mereka, asusmi yang termudah adalah bahwa dia bisa mewariskan sistem Mesir secara utuh kepada seorang pengganti pilihan. Nama-nama yang difavoritkan adalah putranya, Gamal, atau kepala intelijen Jenderal Omar Suleiman.
Namun, massa rakyat di jalan-jalan mengutuk Gamal Mubarak seperti juga ayahnya.
Jenderal Suleiman adalah orang kedua terkuat di Mesir selama bertahun-tahun dan merupakan mata rantai utama dengan Amerika, Israel dan Saudi.
Namun di mata para pengunjuk rasa dia ternoda karena setuju menjadi bagian penting rencana Presiden Mubarak untuk bertahan.
Pemberontakan rakyat sekarang ini tidak memungkinkan sistem yang ada sekarang bisa menyelamatkan Presiden Mubarak.
Gamal Mubarak
Warga Mesir yang optimistik mengatakan pemilihan umum yang bebas, kalau itu bisa terlaksana, akan menghasilkan demokrasi yang hidup.
Warga yang pesimis mengatakan pembubaran polisi negara akan menyebabkan kekacauan, yang bisa dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal yang selama ini ditindas dengan kejam oleh rezim Mubarakan.
Satu-satunya gerakan politik massal yang terstruktur rapi di luar partai yang berkuasa adalah Ikhwanul Muslimin (IM), yang akan mendapat dukungan besar jika berlangsung pemilihan umum yang bebas.
Berbeda dengan kalangan radikal, IM mengatakan bahwa mereka tidak bermusuhan dengan Barat. Gerakan ini memang konservatif, moderat dan non-kekerasan namun sangat kritis terhadap kebijakan Barat di Timur Tengah.

Sumber: http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/01/110131_mesir_jikamubarakpergi.shtml