TEMPO Interaktif, New York – Gempa besar yang terjadi pada Jumat kemarin memang hanya bbeberpa detik saja terjadi di lepas pantai Jepang. Imbasnya gelombang Tsunami yang menghantam Tokyo dan sekitarnya.
Dari sekian peneltian akibat gempa, ahli geofisika NASA Richard Gross mengatakan bahwa akibat gempa rotasi bumi berputar lebih cepat 1,6 mikrodetik. “Itu karena pergeseran massa Bumi disebabkan oleh gempa 8,9 skala Richter. Mikrodetik adalah satu-juta per detik.”
Bahwa perubahan kecepatan rotasi lebih cepat sedikit daripada yang disebabkan oleh gempa besar di Cile tahun lalu.
Namun, gempa besar tahun 2004 di Aceh yang juga menyebabkan Tsunami hampir di kawasan Asia justru sebaliknya. Kecepatan Rotasi bumi melambat 6,8-mikrodetik pada hari itu.
Gempa Jepang jum'at lalu adalah yang terkuat kelima sejak tahun 1900. (PA| NUR HARYANTO)
Gempa Jepang jum'at lalu adalah yang terkuat kelima sejak tahun 1900. (PA| NUR HARYANTO)
Kerusakan Reaktor Nuklir Jepang Dikhawatirkan Seperti Chernobyl
Kerusakan reaktor nuklir di perusahaan listrik Tokyo Electric Power Corp. (Tepco) dikawatirkan akan menjadi seperti bencana Chernobyl, Ukraina, yang terjadi pada 1986.
Sebuah media lokal melaporkan adanya ledakan yang terdengar dari Tepco, berlokasi di 240 kilometer utara Jepang, pada pukul 06.30 pagi waktu setempat. Ledakan itu diduga berasal dari reaktor nomor 1 yang berada di Fukushima Daiichi.
Bahan atom merembes dari salah satu reaktor di Fukushima Daiichi seperti yang juga terjadi di reaktor lainnya milik perusahaan listrik Electric Power Cor (Tepco).
Pembangkit listrik Fukushima Daini dan Fukushima Daiichi adalah dua fasilitas listrik yang berlokasi di dua tempat berbeda di daerah timur laut Jepang. Setiap pembangkit memiliki reaktor nuklir masing-masing.
Kedua pembangkit itu mengalami masalah setelah terguncang gempa berkekuatan 8,9 skala Richter yang berlangsung pada pukul 14.46 Jumat kemarin.
Tiga dari empat unit sistem pendinginan di Fukushima Daini rusak. Temperatur air pendingin pada reaktor meningkat di atas 100 derajat Celcius, sebagai tanda sistem pendinginnya tidak berfungsi.
Badan Keamanan Nuklir Jepang telah memerintahkan Tepco agar membuka katup pada dua pembangkitnya.
Ilmuwan senior di Dewan Keamanan Sumber Daya Nasional Amerika Tom Cohran menjelaskan katup itu dilepas untuk menghindari meningkatnya tekanan di dalam dua pembangkit. Tingginya temperatur mengakibatkan air pendinginnya mendidih sehingga menimbulkan uap berlebih. (GUARDIAN | CNN)