Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa,
Tak terhingga sepanjang masa,
Sepenggal lirik lagu di atas kiranya sangat cocok dalam mengambarkan kasih dan sayang seorang ibu kepada anaknya.Coba mari kita
kembali merenung sejenak, sudah berapa tahun kita hidup di dunia ini dan
sudah berapa banyak kita membalas tulus kasih seorang ibu?
Apakah kita hadir ke
dunia ini begitu saja? Jawabannya tentu saja “tidak”. Ada sesosok
pribadi yang telah rela mempertaruhkan nyawanya, sehingga kita bisa
menghirup udara segar di bumi Allah yang elok ini. Yah, dialah “ibu”.
Seorang wanita berjuta kasih. Lewat pengorbanan dan perjuangan beliau
kita bisa mengecap manisnya madu kehidupan. Bukan hanya darah, tetesan
air mata dan juga peluh kesakitan, namun juga untaian do’a dan harapan
disenandungkan untuk kesejahteraan dan kebahagian kita, anaknya.
Jangan kita mengira
kalau perjuangan dan pengorbanan itu dimulai hanya dari semenjak kita
lahir saja. Perlu kita sadari bersama, bahwa pengorbanan dan perjuangan
itu sudah dimulai jauh sebelum tangisan pertama kita terdengar. Ya
sembilan bulan sebelum itu seorang ibu telah mengandung dan membawa kita
kemana-mana dengan penuh cinta dan kasih sayang. Belum lagi ketika
melahirkan kita, seorang ibu harus bersabung nyawa antara hidup dan
mati. Sungguh sebuah pengorbanan yang sangat luar biasa. Hanya wanita
yang tangguh dan memiliki cinta kasih yang luar biasa yang mampu
menjalani dan melewati itu semua. Cinta kasih itulah yang telah membuat
seorang ibu mampu memikul beban yang luar biasa itu. Rasa itu jugalah
yang telah membuat ibu sanggup menahan penat, lelah dan berjuta rasa
tidak nyaman yang mendera ketika mengandung dan melahirkan kita.
Hari itu kita telah
dilahirkan. Kelahiran kita disambut dengan suka cita oleh orang yang ada
di sekeliling kita. Sesosok manusia munggil nan lucu telah lahir dari
rahim seorang wanita yang tangguh dan penuh kasih sayang−dialah ibu
kita−. Penat dan lelah serta rasa sakit seketika hilang ketika
mendengar tangisan pertama kita, anaknya yang kelak diharapkan akan
membawa sejuta harapan dari beliau. Sesaat setelah, itu sang ibu segera
memberikan ASI pertamanya kepada kita. Ketika itulah kita akan meresakan
hangatnya aliran cinta dan kasih sayang dari seorang ibu yang tidak
akan mungkin terbalas sampai kapanpun. Seiring dengan kelahiran kita,
itu artinya perjuangan dan pengorbanan seorang ibu yang lebih berat akan
segera dimulai kembali.
Waktu terus saja
berjalan, kita telah tumbuh menjadi seorang bayi yang mungil dan lucu.
Seorang ibu begitu telaten merawat kita dengan penuh cinta dan kasih
sayang yang tulus dan tak tergantikan. Ibu rela mengurangi waktu
tidurnya demi kenyamanan tidur kita, anaknya terkasih. Seekor nyamukpun
tidak direlakan oleh ibu untuk hinggap dan menggigit tubuh kita. Ketika
kita menangis, ibu pun dengan sigap mencari sebab kenapa kita menangis.
Apakah kerena lapar dan haus atau karena popok anaknya basah dan harus
diganti? Ah, sungguh luar biasa kasih sayangmu ibu.
Ibu adalah wanita
yang hebat. Bahkan sangat hebat dan luar biasa. Tidak ada satu katapun
yang pantas dan bisa untuk melukiskan kehebatan kasih sayang seorang
ibu. Ibu adalah sosok pribadi yang pemberi. Seorang pemberi tanpa
pambrih dan selalu diiringi dengan hangatnya kasih sayang. Mulai dari
do’a, pengorbanan yang tulus, tenaga, fikiran, waktu, harta benda dan
juga air mata telah diberikan oleh seorang ibu kepada kita. Hanya satu
harapan beliau, yaitu supaya kita−anak-anaknya− bisa bahagia dan hidup
sejahtera. Sederhana bukan? Ya, tapi tidak dengan pengorbanan ibu untuk
kita, pegorbanan beliau sungguh luar biasa. Kadang agar kita bahagia,
tidak jarang seorang ibu harus mengabaikan kebahagiaan untuk dirinya
sendiri.
Ketika kita sudah
memasuki usia sekolah dan baru saja belajar untuk menulis dan membaca.
Seorang ibu dengan begitu sabar dan penuh kasih sayang mendampingi kita
dalam mengeja setiap huruf yang kita baca. Ibu juga dengan begitu
telaten mengajarkan tangan kita untuk mengukir setiap goresan angka dan
huruf di atas lembaran kertas putih. Hal itu terus berlangsung hingga
kita pandai dan lancar membaca serta menulis.
Tidak terasa waktu
begitu cepat berputar dan berlalu. Kita, bayi mungil nan lucu tadi telah
tumbuh menjadi sesosok pribadi yang dewasa. Sekian tahun sudah berlalu
semenjak tangisan pertama kita terdengar. Selama itu pula kita telah
dibesarkan dan dididik dengan hangatnya sentuhan cinta dan kasih sayang
dari seorang ibu. Bahkan sampai saat sekarang ini kita tetap saja
merasakan hangatnya aliran kasih sayang ibu itu. Kasih saying yang tidak
akan pernah habis sampai kapanpu. Kasih sayang seorang ibu kepada kita
ibarat matahari yang tiada jemu menyinari hamparan bumi Allah ini.
Mengingat begitu besarnya jasa dan kasih saying seorang ibu kepada
kepada kita, rasanya tidak berlebihan Allah Tuhan Yang Maha Agung
menganjar jasa beliau dengan meletakkan surga di bawah telapak kaki ibu.
Agar kita tidak lupa dan durhaka kepada beliau.
Begitu besar cinta,
kasih dan sayang seorang ibu kepada kita. Apakah masih ada alasan buat
kita untuk melukai hatinya? Apakah masih ada alasan bagi kita untuk
tidak membahagiakan beliau? Tanyalah hati kecil kita masing-masing, dan
jawablah dengan jujur setulus hati.
Mulai hari ini mari
kita berkomitmen untuk tidak akan melukai hati seorang ibu. Mulai saat
ini mari kita berjanji untuk tidak akan membuat seorang ibu meneteskan
air mata, akibat luka karena sayatan pisau perbuatan buruk kita. Mulai
detik ini mari kita tingkatkan bakhti kita kepada ibu, orang yang telah
melahirkan kita. Ketika beliau sudah tiadapun kita masih harus berbakti
melalui do’a. Do’a seorang anak yang shaleh.
Ingatlah, Kasih ibu itu sepanjang jalan dan sepanjang masa,….
*Oleh: Heru Perdana Putra ──sebuah renungan──
dari: http://sosbud.kompasiana.com/2012/01/05/ibu-kasih-sayangmu-sepanjang-masa/