"Kami dukung pusat untuk mengintervensi penyelesaian polemik PSSI, kami juga dukung jika PSSI pusat dibekukan," kata Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Nusa Tenggara Barat (NTB) H. Muhammad Lutfi, kepada wartawan di Mataram, Jumat (25/2) petang.
Lutfi mengatakan, PSSI NTB berharap pemerintah yakni Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga terus terlibat aktif dalam penyelesaian polemik di tubuh PSSI yang akan menggelar Kongres di Bali, Maret mendatang. Karena itu, PSSI NTB mendukung langkah Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Malarangeng untuk bertindak tegas, karena Ketua Umum PSSI Nurdin Halid, mengabaikan koreksi pemerintah.
Salah satu koreksi yang menjadi perhatian yakni proses verifikasi Komite Pemilihan PSSI yang tidak meloloskan George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai bakal calon Ketua Umum PSSI periode 2011-2015. Namun, Komite Pemilihan PSSI tetap pada pendiriannya yakni hanya mengakomodasi dua nama yakni Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie, sebagai kandidat Ketua Umum PSSI periode empat tahun mendatang.
Pengurus PSSI NTB juga menyarankan Menegpora dan rakyat Indonesia tidak perlu takut sanksi dari FIFA jika proses seleksi Ketua Umum PSSI relatif menyalahi aturan. "Tidak usah takut sanksi FIFA, kami yakin FIFA akan kembali mendukung pemerintah dan rakyat Indonesia yang menghendaki kemajuan sepak bola di Tanah Air. Ada banyak contoh dimasa lalu, negara-negara yang sempat diberi sanksi oleh FIFA seperti Australia, Nigeria, dan Malaysia, yang akhirnya maju sepak bola di negara itu," ujar Lutfi.
Wakil Bupati Lombok Timur itu akan menyurati Menegpora guna memberi tahu sikap PSSI NTB yang mendukung penyelesaian polemik PSSI itu. Pengurus PSSI NTB juga sempat menyurati PSSI pusat agar mengakomodasi dua nama yang dijagal Komite Pemilihan PSSI yakni George Toisutta dan Arifin Panigoro. "Bahkan, kami mengutus orang untuk menyampaikan secara langsung kepada pengurus PSSI pusat," ujarnya.
Lutfi dan pengurus PSSI NTB lainnya menghendaki Nurdin Halid legowo untuk meninggalkan kursi Ketua Umum PSSI karena selain terlalu lama memimpin, juga tidak lagi dikehendaki masyarakat pencinta bola di Tanah Air.
"PSSI butuh darah segar dalam kepengurusan di tingkat pusat, jangan biarkan organisasi PSSI terus carur-marut karena sangat berdampak pada perkembangan sepak bola di Tanah Air," ujarnya. (Ant/OL-2)
SUMBER: http://www.mediaindonesia.com/