Adi Nugroho - detiksport
Jakarta - Dalam tubuh PSSI terdapat banyak tokoh partai politik. Faktor tersebut dinilai telah menyebabkan jalannya organisasi sepakbola tertinggi di Indonesia itu tidak beres.
"Apabila organisasi olahraga, jangankan oleh orang partai, oleh suasana politik, udah enggak bakal beres, sebab ada kepentingan di situ. Apalagi ada orang partai yang numpuk di sana," ujar Anggota Komisi X DPR, Dedi Gumelar, dalam diskusi bertajuk 'Beranikah FIFA Menghukum Indonesia?' di Resto Sindang Jl Wijaya, Jakarta Selatan, Jumat (25/02/11).
Menurut pria yang akrab disapa Miing ini, terlalu banyaknya politisi di organisasi olahraga seperti PSSI akan memperburuk suasana. Jika mereka tengah bertengkar, bukan kepentingan bangsa dan negara yang dibela, tetapi kepentingan kelompok.
"Kalau mereka yang bertengkar, itu tidak lagi bicara tentang merah putih tapi kepentingan politik dan bisnis pundi-pundi itu," imbuhnya.
Dan tak jarang, jika tengah berprestasi, maka para politisi akan saling klaim. "Bahkan Nurdin pernah mengatakan di luar negeri bahwa kemenangan timnas adalah hasil kader Golkar. Ini apa maksudnya?," tanya Miing heran.
Namun, ketika ditanya apakah demonstrasi menentang Nurdin Halid akhir-akhir ini akan merusak citra Partai Golkar tempat Nurdin bernaung, Miing menjawab hal tersebut tidak berkorelasi.
"Enggak, saya kira itu tidak berhubungan dengan kepartaiannya," jawab kader PDIP ini.
Miing pun berharap agar masyarakat tidak hanya menyalahkan Nurdin atas buruknya prestasi sepakola Indonesia. Ia juga menuntut pertanggungjawaban pengurus provinsi (Pengprov) PSSI yang turut mendukung Nurdin.
"Yang juga mesti diminta pertanggungjawabannya adalah Pengprov. Mereka yang menentukan duduk berdirinya Nurdin. Selama ini mereka hanya memegang suara saja tetapi tidak pernah melakukan pembinaan sepakbola di daerahnya," ujar Miing.
( adi / a2s )
sumber: http://www.detiksport.com/